Fanfiction : Reveal (Birthday Present sequel 4)

large (3)

 

holaaaa adakah yang masih ingat dengan fanfiction ini? walaupun aku memutuskan untuk tidak lagi melanjutkan Hyo Jin-Kyuhyun story line, tetapi aku masih mau menuntaskan semua fanfiction ku yang belum selesai. Jadi aku harap masih ada yang berkenan baca ini ya. hehe. sorry for typos. maaf juga tulisan ku makin buruk hehe. enjoy

 

 

Birthday Present  || Sequel 1 : It Hurts || Sequel 2 : Past and Sadness || Sequel 3 : Get Loss and Sorry

oh iya aku juga mau bilang, ini agak berbeda dari teaser yang aku post beberapa bulan lalu. Karena laptop aku baru aja sembuh dan aku terpaksa harus nulis ulang hehehe….

keep enjoy….

 

 

 

Eun Hyuk mendecak. Ia menyandarkan punggungnya ke sandaran kursi dan langsung melipat kedua tangannya ke depan dada. Mukanya sengaja dibuat kesal, sedang Hyo Jin yang melihatnya malah tersenyum lebar dan langsung menduduki kursi dihadapan pria itu.

“Tak usah memasang wajah jelek seperti itu Hyuk”

Hyo Jin tertawa pelan. Ia membenarkan rambutnya dan segera menggerlingkan matanya ke salah satu pelayan pria yang melihatnya. “seperti biasa, green tea latte” pelayan itu terkekeh pelan. Mengangguk dan segera menghilang di balik pintu dapur. Memang. Kafe ini sengaja tak memperlihatkan cara meracik minum atau makannya seperti kafe yang lain. Katanya, lebih ingin menjaga keontetikan rasa yang sudah dibuat oleh koki khusus sejak berpuluh-puluh tahun yang lalu.

“cih! Kenapa kau genit sekali sih”

“Kau cemburu?”

“Tidak”

“aih,bilang saja kalau iya”

Eun Hyuk menggeleng. Ia mengambil espresso nya dan diseruputnya dengan tenang. “Kau bukan gadis yang ku cemburui lagi. Kau tenang saja”

Hyo Jin tersenyum lagi. Tapi kali ini ia memajukan sedikit tubuhnya ke arah Eun Hyuk. “Kau ingat? Beberapa hari yang lalu kau memintaku untuk menjadi kekasih mu bukan?”

Eun Hyuk mengunci kedua bola mata milik Hyo Jin. Tersenyum dan segera mendorong dahi gadis itu dengan jari telunjuknya. “Kau keliru nona Kim. Aku hanya meminta mu untuk bertahan bersama ku. Itu bukan berarti ku meminta mu untuk menjadi kekasihku. Kau yang meminta agar kita berkencan kembali”

Hyo Jin terdiam. Ia menatap Eun Hyuk lama dan tertawa keras pada akhirnya.

“Hey bodoh! Astaga! Hyuk, kenapa kau serius sekali hah?”

Eun Hyuk hanya memasang wajah so coolnya. Dengan datar ia berusaha tak mau melihat orang-orang yang kini sedang menatapnya. Mereka jadi pusat perhatian.

“Bisa kau pelankan sedikit suara tawa jelek mu? semua orang melihat ke sini”

Hyo Jin cuek. Ia tak perduli dan terus saja tertawa dengan keras.

“Hey,bisa kau berhenti tertawa? Aku perlu bicara serius dengan mu”

Kebetulan green tea latte pesanan gadis itu datang. Jadi, Hyo Jin bisa mengontrol tawanya dan malah tersenyum manis ke pelayan tampan itu. Huh dasar!

“Baik-baik apa yang ingin kau bicarakan pada ku? Apa yang membuat seorang Lee Hyuk Jae datang ke kantor ku dan berhasil menghubungi ku lebih dari dua puluh kali hanya karena aku terlambat dari waktu yang sudah kau tetapkan? Berlebihan sekali kalau berpikir kau seperti itu hanya karena ingin sarapan dengan ku”

“Aku bicara dua kalimat kenapa kau membalasnya lebih dari dua kalimat sih?”

Eun Hyuk menatapnya malas, sedangkan Hyo Jin hanya terkikik setelah mendengarnya.

“baiklah-baiklah. Apa yang ingin kau katakan?”

Eun Hyuk kembali menyesap espressonya. “Kemarin aku bertemu dengan paman”

“Appa?”

“Iya”

“Lalu?”

“Beliau ingin aku menyuruh mu untuk segera angkat kaki dari sini”

“Dari Seoul?”

“Bukan Hyo. Dari perusahaan ini”

“Untuk itu tenang saja, aku sudah mengundurkan diri dari beberapa hari yang lalu Hyuk”

“Aku bersyukur untuk itu”

Setelahnya hening. Eun Hyuk sibuk meneguk espresso nya dengan perlahan sedang Hyo Jin sibuk dengan pikirannya sendiri dan malah memainkan jarinya diatas bibir cangkir putih green tea lattenya.

“Hyuk”

“ya?”

“Apa jawaban mu? Aku sudah meminta mu untuk kembali berkencan dengan ku, jadi—“

“Hyo, dengarkan aku” Eun Hyuk memotong dengan cepat. Pria itu mengambil jari jemari Hyo Jin dan digenggamnya dengan erat. Keduanya bertatapan. Bersirobok. Saling berkomunikasi.

“Perasaan ku untuk mu memang masih sama. Tapi tidak dengan berkencan”

“Kenapa? Padahal aku sudah mengatakannya bukan? Kalau kita berkencan , aku tidak akan meninggalkan negara ini”

Eun Hyuk tersenyum. “ Kau akan pergi jika hati mu ingin pergi. Tapi kenyataannya tidak begitu. Kau ingin tetap tinggal disini. Karena apa? Karena kau tak bisa meninggalkan kenangan bersamanya walaupun kau ingin. Terlalu banyak kenangan di negara ini. Dan lagi, kau sudah tau jawaban lainnya. Iya karena kau masih memiliki aku Hyo. Dan kau tahu. Kita sama-sama tahu perasaan kita masihlah sama. Hanya saja pada porsi yang berbeda”

“Hyuk…”

“Karena perasaan kita sudah tertuju dan ingin memperjuangkan yang lain. Jadi ku rasa, kita berkencan pun hanya sekedar alasan untuk pelampiasan”

Kembali diam. Eun Hyuk melepaskan genggamannya dan melirik arloji yang ia kenakan. “Aku masih memiliki waktu dua puluh menit. Jadi, kau ingin sarapan apa? Kau tak mungkin sarapan hanya dengan green tea latte yang dibuat oleh pelayan tampan itu bukan?”

Hyo Jin tertawa. “Ah tidak, aku sempat memakan sereal ku tadi”

“Benarkah?”

Hyo Jin mengangguk. “Ah ya, Hyuk. Ada satu pertanyaan untukmu”

“Apa?”

“menurutmu, apa alasan appa ingin aku keluar dari perusahaan ini? Bukan kah ini perusahaan miliknya juga?”

Hyuk tersenyum miring. “Ingin tau alasan ku atau alasan ayah mu?”

Hyo Jin menatapnya bingung. “eum…. Boleh aku tahu alasan keduanya?”

“Untuk ayahmu, beliau baru saja menandatangi sebuah kontrak dengan perusahaan fashion dari Indonesia. Ia ingin kau menjadi bagian di sana. katanya, ia sudah membicarakan perihal ini dengan beberapa petinggi perusahaan sejak empat bulan lalu”

“Jadi apa sudah merencanakan kepindahan ku sudah lama?”

“Ne”

“Lalu alasan mu apa?”

“Aku hanya tak ingin kau bekerja di sini”

“Eoh?”

“Iya, aku hanya tak ingin”

“Ayolah beri aku alasan yang jelas”

Eun Hyuk hanya tersenyum. Ia kembali menyesap espresso nya hingga habis.

Hyo Jin mendecak  sebal melihatnya.

 

***

 

“Yeong Eonni, Hyo Jin eonni benar-benar akan meninggalkan perusahaan?”

Yeong Jin menaruh segulungan benang bewarna pink ke sudut ruang. Menggulung rambut panjangnya dan berbalik menatap Hye Mi dengan senyum.

“Hyo Jin eonni tidak benar-benar meninggalkan perusahaan ini kok. Ku dengar ia hanya di pindah tugaskan saja. Tapi, ya. Eonni mengundurkan diri terlebih dahulu sebelum surat pindahnya ditetapkan”

“Jadi, apa Hyo Eonni tidak bekerja untuk perusahaan ini lagi?”

“Kau pikir apa ayahnya membiarkan hal itu terjadi? Tenang saja Hye Mi-ah. Doakan saja agar eonni baik-baik saja”

Hye Mi menggigit ujung bibirnya. Memutar bola matanya dan kembali memberanikan diri pada Yeong Jin yang kini mulai sibuk membenahi gulungan benang lagi.

“Apa yang sebenarnya terjadi pada Hyo Jin eonni?”

“Sebelum kita membicarakan Hyo Jin Eonni, bagaimana kalau kita membicarakan tentang dirimu? Sebenarnya kemana kau selama setahun ini?”

Hye Mi ikut membantu Yeong Jin menggambil gulungan benang. Juga disusunnya di sudut ruang. “sebenarnya aku di Amerika hanya dua minggu saja, Eonni. Sekedar menjenguk eomma. Aku merindukan eomma”

Yeong Jin menoleh sebentar. “Pasti sulit untuk mu karena dipisahkan oleh ibumu. Lalu? Setelahnya?”

“Aku di Seoul”

“Jinjja?”

“Ya, aku mengikuti kursus menjahit, bekerja part time di salah satu majalah fashion, dan akhirnya kau berhasil menyeret ku kesini”

Yeong Jin tertawa. “Aku bisa menjamin kau akan senang kembali ke sini”

Kali ini Hye Mi yang tertawa pelan.

“Eonni”

“Ya?”

“Patung-patung di sebelah sana harus di pindahkan kemana?”

“Ah igo…. Bisa tolong kau pindahkannya ke dekat cermin itu?”

“Okey”

“Hye Mi-ah bisa tolong kau turunkan patung diatas lemari sana dan pindahkan kesini? Aku harus mencoba bahan untuk design yang baru. Ah ya, kau bisa meminta tolong pada Tuan Lim jika kau tak bisa menurunkannya”

Hye Mi terkekeh. “Bukan Hye Mi kalau aku tak bisa melakukan apa yang kau perintaha kan Eonni”

Yeong Jin ikut terkekeh. Ia menyudahi pekerjaannya dan siap untuk membantu Hye Mi. Lantas ia segera berbalik dan matanya langsung terbelalak terkejut. Ia sedikit berlari menghampiri Hye Mi. “Awas Hye Mi-ah”

Bugh..

Hye Mi terdorong oleh Yeong Jin. Gadis itu terjatuh. Sama terkejutnya seperti Yeong Jin tadi. Yeong Jin bersyukur, setidaknya, patung diatas lemari tak berhasil mengenain tubuh mungil Hye Mi. “Syukurlah” Yeong Jin masih mampu mengucap kata itu dengan pelan. Sampai akhirnya, tubuhnya terjatuh ke lantai dan pandangannya menjadi gelap. Gadis itu sialan. Masih bisa menutup matanya sambil tersenyum.

“Eonni!!”

 

***

 

“Hye Mi-ah apa yang terjadi?”

Hye Mi tersentak. Dengan cepat ia bangkit dari duduknya dan langsung menghambur pada pelukan seorang pria yang kini mengenakan masker hitam untuk menutupi sebagian wajahnya.  Pria itu tak mengatakan apa-apa lagi. Ia hanya terus memeluk wanitanya dengan erat sembari menciumi puncak kepalanya dengan sayang. Hanya sekedar ingin membuatnya merasa nyaman. Itu saja.

“Yeong Jin eonni menyalamatkan aku, Kyu-ah”

“Ia akan baik-baik saja. Yeong Jin gadis yang kuat Hye Mi-ah”

“Tapi—- “ Hye Mi tak bisa melanjutkan kata-katanya. Ia hanya bisa menangis sembari potongan-potongan kejadian tadi terus berputar diotaknya.

“tidak Hye Mi-ah. Tidak apa. Lalu bagaimana keadaan mu? Apa kau terluka?”

Kyuhyun melepaskan pelukannya. Ia memperhatikan detail seluruh tubuh Hye Mi dan mendecak setelah mendapati siku sebelah kanan gadis itu terluka.

“Aku tidak apa-apa. Dokter Kim sudah merawat ku dengan baik Kyu-ah”

“Tapi apa—“

“Ige mwoya?”

Cho Kyuhyun dan Park Hye Mi menoleh. Hye Mi tampak terkejut, sedang Kyuhyun hanya menghela nafas setelahnya. “Donghae Hyung. Aku—-“

“Kalian pergi saja. Eun Hyuk dan Hyo Jin dalam perjalanan menuju kesini”

“Hyung, tapi Hye Mi—“

“Kau pikir, apa yang akan Hyo Jin lakukan setelah melihat mu disini? Bersamanya? Bersama Park Hye Mi? Adik kesayangannya yang selalu ia bangga-banggakan di perusahaan. Menurut mu apa yang akan dilakukannya Kyu?” Donghae tersenyum sarkatis, ia melihat Hye Mi sebentar sedang gadis it uterus menunduk dan berlindung di balik punggung Kyuhyun.

“Yeong Jin dan Hyo Jin belum mengetahui perihal ini bukan?”

Kyuhyun menggeleng.

“Kalau begitu pergilah. Jangan buat semuanya semakin terluka karena ulah mu sendiri Kyu, Maaf”

 

***

 

“Hey, pelan sedikit. Tenang Hyo, kita sudah sampai di rumah sakit. Hanya butuh jalan lima belas meter lagi, kita akan sampai menemui Donghae”

Hyo Jin tak perduli, kini ia malah berlari tak sabar menyusuri lorong rumah sakit.

“Hyuk ppali!”

Hyo Jin menghentikan langkah kakinya. Menoleh ke belakang dan menghela nafas mendapati Eun Hyuk yang kini malah terdiam menatap ke arah sebuah taman kecil disana.

“Hyuk!!”

Eun Hyuk tak bergeming. Ia terpaku di sana. sampai akhirnya, Hyo Jin berjalan menghampirinya.

“Hyuk apa yang kau…….Hye Mi?”

Seolah tersadar, Eun Hyuk langsung menarik lenganHyo Jin, mengajak gadis itu untuk segera pergi dari sana. “Ayo Hyo”

Kali ini Hyo Jin yang terpaku. Pandangannya focus sekali menatap ke arah Hye Mi. tidak. bukan Hye Mi seorang diri. Tapi Hye Mi bersama seseorang yang amat sangat di kenalinya. “Bersama Cho Kyuhyun?”

“Itu… Cho Kyuhyun kan Hyuk?”

Eun Hyuk diam. Ia hanya mampu menatap sedih Hyo Jin yang kini juga sedang menatapnya menuntut jawaban. Tak bisa di pungkiri, sorot matanya redup. Makin membuat Eun Hyuk merasa mencelos.

“Hyuk… jawab aku Hyuk. Itu….”

Bukannya menjawab, Eun Hyuk malah menarik Hyo Jin ke dalam pelukannya. Memeluknya erat. Membiarkan gadis itu melepaskan bebannya dan menangis pada akhirnya.

 

 

 

 

 

22 thoughts on “Fanfiction : Reveal (Birthday Present sequel 4)

  1. Laela says:

    Hyo jin cepat pergi buat kyu nyesel kejang,” udah khinati drni dan buat jg hye mi menyesali apa yg telah di lakukan padamu sakitmu hrs diganti oleh kesakitan mereka berdua

  2. uchie vitria says:

    long time no see saengi
    akhirnya kamu muncul kembali
    ya ellah kapan hyo jin mau melupakan kyuhyun apalagi udah jelas” sekarang hye mi lah prioritas kyuhyun
    hyuk jae juga sama terlukannya tapi masih bisa menahannya
    entah bagaimana kisah mereka berakhir
    aku mah rela aja kalo hyo jin ama hyuk jae

  3. Lovey denalisa says:

    Jujur aku lupa sama jalan ceritanya…..

    Haloooooo tapi yg aku ingey,,,aku benci bgy sama kyuhyun disini.
    Sangat!!!! Kelakua muuuuuu

  4. yessa1106 says:

    agak lupa sama ceritanya. gedek gw sama jalan cinta mereka. sumpah kyuhyun disini bikin esmosi *ehh emosi maksudnya :v

  5. nazaki says:

    terkutuklah mereka.: kyu & hyemi,emang serasi banget berdua. raja iblis & ratu setan,biar keduanya membusuk di neraka….
    ini lum ending kan? masih gantung….

  6. Jung Haerin says:

    Hastagaaahhh, makin menyayat hati aja ceritanya sistaaaa…. Sungguh itu kesian bgt sii hyojin, terlebih uri hyuk 😰😰😰
    Apa jadinya ketika hyo tau???, habis lah kau kyu!!!!
    Ditunggu apdetan’y sistaaa 😍😍😍
    FIGHTING 🙋🙋🙋🙋

  7. viona says:

    Sebel kyuhyun yega bnget sma hyojin malah sma adeknya. Klo hyojin pergi baru nyesel kyuhyun sma hyemi tega sma hyojin

Leave a reply to anies1106 Cancel reply